Bengkulu – Dalam tiga hari berturut-turut, akhir Juli hingga awal Agustus 2025, tim Puskesmas Sambirejo melakukan penjaringan anemia di beberapa sekolah menengah pertama dan madrasah tsanawiyah.
Pada 31 Juli 2025, kegiatan penjaringan dilakukan di SMP Negeri 13, menyasar 90 siswi kelas 7. Hasil pemeriksaan menunjukkan banyak siswi memiliki kadar hemoglobin (HB) di bawah normal. Keesokan harinya, 1 Agustus 2025, tim melanjutkan kegiatan di MTs Nurul dengan total 10 siswi. Sementara pada 2 Agustus 2025, penjaringan dilaksanakan di SMP Negeri 21 dan SMP Integral dengan total 30 siswi.
Hasil pemeriksaan ini mengungkap masalah yang kerap terjadi di lapangan. “Banyak siswi mengeluh tablet tambah darah (TTD) rasanya tidak enak, sehingga tidak rutin diminum. Selain itu, belum ada pemantauan khusus terhadap konsumsi TTD,” ungkap salah satu tenaga kesehatan Puskesmas Sambirejo.
Menanggapi hal tersebut, Puskesmas Sambirejo bersama tim INEY menyiapkan Rencana Tindak Lanjut (RTL). Pertama, memberikan edukasi kepada siswi tentang pentingnya konsumsi TTD untuk mencegah anemia yang dapat mengganggu konsentrasi belajar dan kesehatan reproduksi.
Kedua, meluncurkan program “Pemberdayaan Walas untuk Cegah Anemia”. Dalam program ini, setiap wali kelas 7 akan memantau secara rutin konsumsi TTD oleh siswi. Jadwal minum TTD akan disisipkan dalam kegiatan kelas, dan setiap minggu wali kelas wajib melaporkan hasil pemantauan beserta dokumentasinya ke Puskesmas dan tim INEY.
Dengan langkah ini, diharapkan angka anemia pada remaja putri di wilayah Sambirejo dapat ditekan. “Kami ingin membentuk kebiasaan sehat sejak dini, sehingga siswi terbiasa mengonsumsi TTD tanpa harus diingatkan terus-menerus,” tambah pihak Puskesmas.
Program ini rencananya akan berjalan secara berkelanjutan, disertai evaluasi rutin untuk memastikan kesehatan remaja putri tetap terjaga.(dio)