Bengkulu, 15-16 Juli 2024 – Penandatangan Kerja Sama antara Poltekkes Kemenkes Bengkulu dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) Training of Trainer (TOT) untuk pencegahan penyakit diabetes melitus telah sukses diselenggarakan di GTC Poltekkes Kemenkes Bengkulu pada tanggal 15-16 Juli 2024. Acara ini melibatkan 120 peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa dari Poltekkes Kemenkes Bengkulu dan STIKES Sapta Bakti Bengkulu.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Institut Pertanian Bogor bekerja sama dengan Poltekkes Kemenkes Bengkulu dan STIKES Sapta Bakti Bengkulu. Tujuan utama dari ToT ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para dosen dan mahasiswa dalam mencegah serta menangani penyakit diabetes melitus, yang semakin meningkat prevalensinya di Indonesia.
Di Hari pertama pada tanggal 15 Juli 2024 ditandai dengan IPB melakukan penandatangan Kerjasama, dimana pihak Rektor IPB yang diwakili oleh Ketua Dewan Guru Besar IPB Prof. Dr. Evy Damayanthi, MS yang mana juga Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia melakukan penandatangan nota kesepahaman kerjasama dengan Direktur Poltekkes Kemenkes RI Provinsi Bengkulu Eliana, SKM., MPH dan Ketua Stikes Sapta Bakti Bengkulu Djusmalinar, SKM., MKes
Selama dua hari, para peserta mendapatkan pelatihan intensif yang mencakup berbagai topik penting seperti pemahaman tentang diabetes melitus, strategi pencegahan, pengelolaan pasien diabetes, serta teknologi terbaru dalam pengobatan diabetes. Pelatihan ini dipandu oleh para ahli kesehatan yang berpengalaman di bidangnya. Yang menariknya adalah semua peserta harus menjalani pre-test dari setiap materi yang akan disampaikan dari tiap pemateri agar pemateri dapat memperbaiki dan mencari tahu kembali dari materi yang akan disampaikan pematerinya
Dalam statementnya terhadap PTM Diabetes Mellitus Prof. Evy dipilihnya upaya pencegahan penyakit diabetes ini, karena jika sudah komplikasi, maka penyakit yang biasanya disebut ibu dari semua penyakit, ketika bisa menyebabkan timbulnya penyakit jantung, syarat, mata dan ginjal. Dengan kondisi demikian, bisa-bisa berujung pada cuci darah dan sejenis penyakit parah lainya kedepan.
“Yang jelas memang kalau dunia satu dari 10 orang diabetes melitus dan ini akan naik terus di tahun 2045 satu berbanding lima orang. Artinya, lima orang dewasa itu satu terkena diabetes. Dan dari data, Bengkulu memang termasuk tinggi,” ungkap Prof. Evy
Kegiatan TOT ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dari serangkaian program edukasi dan pencegahan diabetes melitus yang lebih luas lagi di Indonesia. Dengan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan mahasiswa, diharapkan angka prevalensi diabetes melitus dapat ditekan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia dapat meningkat.(ald,dio)